Tentang Buah Hati: Giandra
Assalamu'alaikum Om dan Tante!
Perkenalkan ini Giandra. Nama lengkapnya Giandra Zaydan Partadiredja. Lahir di Jakarta pada tanggal 24 April 2021.
In Sundanese, Giandra means smart and glorious. Zaydan is a Qur'anic name for boys which means growth and progress. Meanwhile Partadiredja is the name of his great grandfather who has been inspiring Giandra's father up until now.
Mohon doanya Om dan Tante agar Giandra menjadi anak yang sholeh, sehat, pintar, diberikan rezeki yang berkah dan melimpah, berbakti kepada orang tua, agama, negara, serta senantiasa menebarkan manfaat pada orang-orang di sekitarnya kelak.
Aamiin Yaa Robbal Alamiin.
Tentang Kebaikan
Foto: Dokumentasi Pribadi, Musim Panas di Kampus |
Note:
Audio pendamping selama membaca tulisan ini (klik di sini)
-------------------------
Beberapa orang mungkin beranggapan bahwa segala keberhasilan yang diraihnya semata-mata merupakan hasil dari ikhtiar yang dilakukannya. Tetapi, siapa yang tahu, keberhasilan seseorang ternyata disebabkan oleh unsur sederhana yang begitu dicintai Tuhan.
Inilah cerita sederhana tentang kebaikan....
-----------------------------
Malam itu saya masih teringat betul saat Bapak tiba-tiba menelepon dengan suara yang terdengar sedikit berbeda. Suara Bapak terdengar lebih berat, seperti campur aduk antara rasa sedih, kesal, sekaligus penuh harap. Sungguh cara berbicara yang aneh dan jarang saya dengar dari Bapak pada waktu itu.
Bapak sendiri saat ini sudah menginjak usia 77 tahun dan tinggal di Cianjur. Biasanya, kami saling menelepon untuk menanyakan kabar masing-masing dan kondisi keluarga lainnya. Namun malam itu agak sedikit berbeda. Bapak mengabarkan bahwa ada satu masjid di daerah sana yang berisiko tidak bisa lagi dialiri listrik karena tidak ada warga yang mampu untuk membayarnya. Padahal, di masjid tersebut juga terdapat pompa air listrik yang berfungsi menyediakan air bagi warga sekitar.
Bapak membayangkan, bagaimana jadinya apabila listrik tersebut hilang dari masjid. Warga akan sholat dalam kegelapan, anak-anak akan mengaji tanpa penerangan. Selain itu, kebutuhan warga akan air dikhawatirkan tidak bisa terpenuhi jika tidak ada yang mau menanggung biaya bulanan pompa air tersebut.
Kalian dan saya pasti tahu perbincangan Bapak ini akan bermuara ke mana.
Betul, Bapak menawarkan
saya untuk membantu masjid tersebut agar dapat terus beroperasi. Bapak mungkin bisa saja melakukannya sendiri. Tapi kali ini entah kenapa Bapak menawarkannya kepada saya.
Namun demikian, sebagai makhluk yang dibekali akal dan hati nurani, mendengar cerita tersebut dalam hati kita tentu ikut miris. Dalam benak saya muncul berbagai pertanyaan (dan mungkin, jika boleh jujur, sedikit su'udzan) tentang kondisi masyarakat di sana. Apakah mereka tidak bisa gotong royong mengatasi hal itu? Apakah tidak ada orang yang mampu di daerah tersebut? Kemana peran para pemimpin dan tokoh masyarakat di sana?
Dalam perbincangannya di telepon, Bapak sepertinya sudah tahu bahwa saya akan mempertanyakan kenapa hal-hal seperti ini bisa terjadi. Namun Apa berkata kurang lebih seperti ini:
"Pasti kita mempertanyakan ini dan itu, mempertanyakan kenapa hal yang tidak elok ini bisa terjadi. Mungkin benar bahwa ada yang tidak betul di sana dan masih belum kita mengerti. Tapi, sekarang yang terpenting bukanlah mempertanyakan ini dan itu. Pada saat ini, sebuah masjid, warga yang hendak sholat, masyarakat yang butuh air, dan anak-anak kecil yang semangat untuk mengaji, sedang menunggu keikhlasan seseorang untuk datang membantu, supaya warga bisa terus beribadah dengan tenang, agar anak-anak dapat mengaji dalam terang, dan para janda, orang tak punya, bisa terus hidup dengan air yang seharusnya menjadi hak dasar mereka.... Insya Allah berkah, Wan..."
Mendengar hal tersebut, memang ada betulnya. Alih-alih menyalahkan kegelapan, saat ini yang paling tepat adalah bagaimana kita bisa menemukan, atau bahkan menjadi cahaya yang dapat menerangi gelapnya keadaan.
Singkat cerita, saya pun sepakat untuk membantu masjid tersebut.
Sudah tentu saya masih jauh dari gelar 'orang baik' apalagi 'orang sholeh'. Dan tentu saja, apa yang saya lakukan ini tidak ada apa-apanya apabila dibandingkan kebaikan orang lain di luar sana. Mungkin teman-teman yang membaca tulisan ini pun memiliki amalan kebaikan yang jauh lebih banyak dari yang saya lakukan ini.
Namun yang pasti, kami berharap kepada Allah agar apa yang kami lakukan ini dapat diterima-Nya, sebagai bentuk syukur atas begitu banyak nikmat yang diberikan-Nya kepada kami. Dan saya berharap, segala yang tertulis di sini, dapat menjadi inspirasi kebaikan bagi orang yang membacanya.
--------------------------------------------------------------
Foto: Dokumentasi Pribadi, Musim Gugur di Kampus |
Tentu saya sangat bahagia dan bangga! Harris merupakan sekolah public policy atau kebijakan publik yang saya inginkan selain sekolah kebijakan publik lain seperti Kennedy di Harvard dan Goldman di Berkeley, tiga sekolah kebijakan publik di Amerika yang selalu bersaing ketat dalam ranking dunia. Namun demikian, setelah melakukan riset di kurikulum ajarnya serta bertanya pada alumni-alumninya, saya memutuskan hanya apply ke Harris di Chicago. Dibandingkan dengan sekolah public policy lainnya, Harris lebih fokus pada quantitative and economics approach. Sebagai orang yang bekerja di sektor ekonomi, saya merasa lebih cocok dengan kurikulumnya. Saya pun percaya, dengan masuk ke Harris, akan lebih banyak ilmu dan manfaat yang bisa saya berikan pada institusi di mana saya bekerja. A bigger opportunity to give back.
Lalu apa kaitan diterimanya saya di University of Chicago dengan cerita masjid di atas?
Apakah kita memiliki perasaan yang sama terhadap orang yang jahat kepada kita dengan orang yang sering berbuat baik pada kita? Saya rasa tentu berbeda. Kita akan sangat menyayangi orang yang selalu berbuat baik tersebut, dan dengan senang hati membantu mereka apabila mereka membutuhkan pertolongan. Sebaliknya, kita akan merasa sebal dan mungkin berharap tidak bertemu dengan orang yang sering menyakiti kita.
Saya mempercayai bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Pemaaf sekaligus Maha Penyayang. Seseorang yang selalu berbuat dosa pada-Nya saja akan dijanjikan lautan ampunan apabila dia bertaubat. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang selalu taat pada-Nya? Yang menolong agama-Nya? Tentunya Allah akan sangat menyayanginya. Saat hamba yang taat tersebut meminta sesuatu, Allah tentu tak akan tega untuk tidak memberikannya, bahkan diberikan-Nya hamba tersebut sesuatu yang lebih baik dibanding apa yang dia minta sebelumnya.
Dan bagi kita yang beragama Islam, tentu percaya bahwa segala sesuatu itu terjadi setelah mendapatkan izin dari Allah SWT tanpa mengurangi ikhtiar paling optimal yang bisa kita lakukan.
Siapa tahu, diterimanya saya di Chicago adalah atas berkah sedekah yang saya berikan ke masjid tersebut. Mungkin karena doa-doa saya selama bulan suci Ramadhan. Mungkin karena sholat yang saya dirikan. Mungkin karena kebaikan yang saya berikan pada keluarga, saudara, dan orang lain. Kebaikan-kebaikan itu membuat Allah tidak tega untuk membiarkan kita bersedih, karenanya dikabulkanlah doa-doa kita tersebut.
Kebaikan-kebaikan kecil itulah yang membuat segala urusan kita dilancarkan. Berbagai kebaikan itulah yang membuat hidup kita dilapangkan. Kebaikan akan selalu dibalas dengan kebaikan, dalam berbagai rupa yang disiapkan oleh Tuhan.
Jangan sungkan, teruslah berbuat kebaikan. Bismillah.
Foto: Dokumentasi Pribadi, Musim Gugur di Kampus |
Tentang Cinta
Salam,
Tentang Persahabatan (4)
Pernikahan menurut saya adalah salah satu tahapan hidup yang begitu sakral sekaligus tanda sudah dewasanya seseorang. Ia adalah salah satu terminal dalam hidup yang penting dan diidam-idamkan oleh mereka yang sudah siap. Beruntunglah mereka yang sudah melalui terminal hidup bernama pernikahan ini. Mereka beruntung karena apa yang mereka lakukan adalah ibadah. Suami yang mencari nafkah untuk keluarganya bernilai ibadah. Juga bernilai sedekah. Istri yang menurut pada suaminya yang baik juga bernilai ibadah. Alangkah banyaknya ladang ibadah saat seseorang sudah berada dalam naungan pernikahan.
Setelah Dickky melepas masa lajangnya tahun 2015 lalu, kini satu lagi diantara kita bertiga yang telah memasuki level baru dalam kehidupannya. Tanggal 14 Oktober 2017 lalu Rizki telah melepas masa lajangnya. It feels like time flies very fast. Rasanya baru kemarin kita berkenalan di PCPM BI. Tiba-tiba kini Dickky sudah menjadi seorang papah muda dan Rizki pun sudah menikah. Saya merasa senang sekali sekaligus merasa terintimidasi secara kejiwaan (hahaha) karena berarti tinggal saya saja yang belum menikah. Duh, bagaimana ini, netizen yang budiman? Haha.
Rizki dan Farah Sumber : Rizki's Instagram |
Saya bertemu pertama kali dengan Farah saat Rizki mengenalkannya di Jakarta sekaligus pas diminta menjadi groomsmen atau pager bagus di pernikahan mereka. Saya dan Dickky menjadi groomsmen di resepsi pernikahan mereka. Farah orangnya seru, berwawasan luas, humble, dan jago banget bahasa Mandarin. Pokoknya kalau membicarakan Farah si Rizki beruntung banget deh. Haha. Udah cantik, baik, bersahaja, pintar pula. Komplit kan ya?
Farah juga saya rasa sangat beruntung karena bisa menua bersama Rizki, sosok sahabat yang saya kenal sangat ramah, pintar, humoris, bersahaja, dan bertanggung jawab. Ya begitulah, orang baik akan dipertemukan dengan orang baik juga. Goodness will always be rewarded by goodness.
Tanggal 14 Oktober 2017 lalu tepatnya, Rizki dan Farah melangsungkan akad nikah dan resepsinya di Jakarta, tepatnya di Aula Dhanapala Kementerian Keuangan dan menjadi salah satu pernikahan paling indah yang pernah saya datangi. Senang sekali melihat mereka berdua tersenyum saat duduk di pelaminan. Oh ya, pernikahan mereka menggunakan adat Palembang. Ini pertama kali saya mengikuti resepsi dengan adat Palembang. Farah sangat terampil dan keren saat membawakan tarian tradisional Palembang pada saat resepsi. Selalu bangga saat hadir dalam pernikahan yang mengusung tema-tema budaya Nusantara. Tanda kita menghargai budaya bangsa dan asal-usul kita.
Finally, selamat Ki! Akhirnya punya gelar sebagai suami juga ya. Semoga sakinah mawaddah warrohmah bersama Farah.
PS: Di bawah ini beberapa foto kita pada saat resepsi pernikahan Rizki dan Farah.
(Kamu kapaaannn Wan?)
Dickky and Ridwan are busy eating satay. Hahaha. |
Listening to Leo's funny stories... Hahaha |
With Pengantin dari Palembang |
Apa Perlu?
Picture: Difoto oleh Pak Rudi sehabis shalat Ashar di Komplek Bank Indonesia Provinsi Aceh.
Tentang Persahabatan (3)
Say hi to om Ridwan and Om Rizki, Kai! Welcome to the world, Dickky Junior a.k.a Kaindra Kaffi! Whishing this cute baby boy love, happiness, and all the best things in his life ahead. |
Bulan November 2016 kemarin Dickky berkunjung ke Aceh. Kunjungan tersebut masih dalam rangka dinas ke daerah. Sangat senang sekali mendengar kabar kalau ada sahabat yang akan berkunjung ke Aceh. Seakan-akan ditengok di tanah rantau. Dengan kunjungan tersebut, akhirnya target Dickky untuk menapakkan kaki di provinsi paling barat dan paling timur Indonesia telah tercapai. Hahaha. Setelah sebelumnya sempat dinas ke Papua, kini Dickky mendapat giliran untuk dinas ke Aceh. Di Aceh, kami pun bertemu dan berbincang-bincang beberapa hal hingga larut malam di sebuah warung kopi. Namun demikian, kunjungan dinas tersebut hanya terbatas beberapa hari saja. Dan sayangnya lagi, saya pun di keesokan harinya harus dinas ke Medan sehingga hanya bisa catch-up dari sore, malam, dan pagi harinya saja. Selain ngobrol di warung kopi, kami juga menyempatkan untuk berkunjung dan shalat shubuh di Masjid Raya Baiturrahman yang menjadi icon Aceh. Setelah itu, kita langsung motor-motoran ke pelabuhan Ulee Lheu untuk melihat sunrise. Hahaha. Dingin banget shubuh-shubuh pakai motor. Wkwkwkwk. However, it was a very well-spent time. Namun sayang sekali belum ada Rizki yang saat itu masih ada di Palu. Rizki juga ingin sekali menginjakkan kakinya di tanah Serambi Mekkah ini.
Ngobrol di salah satu warung kopi bareng Dickky yang lagi dinas ke Aceh. Update kehidupan till midnight. Anyway, baru sadar juga kalau kacamata kita bentuknya hampir sama ya. Hahaha. |
Wow! Kabar yang super baik juga datang dari Rizki di awal tahun 2017 ini. Per Januari 2017 ini, Rizki resmi dipindahkan dari Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Tengah di Palu ke Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta. Rizki lebih tepatnya pindah ke bagian Financial Technology yang berada di bawah Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran (DKSP). Rizki sekarang telah mengikuti Dickky bekerja di BI Pusat, Jakarta. Dickky juga baru pindah ke Departemen Stabilitas Sistem Keuangan (DSSK), setelah sebelumnya berada di Departemen Pengelolaan Sistem Pembayaran (DPSP). It is indeed such a great news for me! I hope they can be even better in their new environment. Di samping itu, Rizki juga akan memiliki event yang sepertinya luar biasa spesial di akhir tahun nanti. Dan kami sangat menantikan event tersebut.
Pertemuan kemarin juga terasa istimewa karena dapat melihat Rizki ikut berpartisipasi aktif menjadi salah satu tim kampanye ketua IPEBI (Ikatan Pegawai Bank Indonesia). Sebagai informasi, saat ini kita akan melaksanakan pemilihan ketua dari IPEBI periode 2017-2020 tanggal 20 Februari 2017 nanti. Seru juga karena kampanye para calon ketua IPEBI ini jauh berbeda dengan kampanye politik di Pilkada yang penuh dengan drama dan kepentingan kelompok. Foto di bawah adalah saat kita tiba-tiba kedatangan Pak Imam Subarkah, salah satu calon ketua IPEBI yang Rizki dukung. Beliau antusias untuk ikut berfoto dengan kita-kita yang pada masih muda. Bagi saya sendiri, siapapun nanti yang akan terpilih, semoga itu yang terbaik dan bisa membawa perbaikan pada BI, khususnya bagi seluruh pegawai BI.
Foto bersama Pak Imam, calon ketua IPEBI yang didukung Rizki. Bersama balon-balon yang dibawa Rizki saat melakukan aksi kampanye untuk beliau. We are cute, aren't we? Haha |
Pertemuan kali ini bersama Dickky dan Rizki juga memberikan bukti bahwa balasan bagi orang baik adalah kebaikan. Dan sekali lagi, seperti disampaikan di bagian paling awal dari post ini, kali ini saya belajar dari perjalanan mereka berdua bahwa:
"Jika niat dan tujuan kita baik, maka Tuhan akan selalu mempermudah kita untuk mencapai tujuan yang dimaksud"
Since 2014 Atas ke bawah : 2017, 2016, 2014 |
I Am Sorry
Blue sky on my way to Jakarta. Flying Garuda Indonesia. |
Dear God,
Thank You for my life and the people in it; people who came for a reason and left, and those who came for a reason and stayed.
Thank You for the pain which reminds me about the people who hurt me. But it doesn't mean they are bad, after all. You told me, it just means that their chapter in my life is over, right? So I let it slide.
I'm sorry for the sins I might have done, whether on purpose or unintentionally.
I'm so ashamed.
Dear God,
I'm truly grateful for all the things You have done in my life.
I am.
I really am.
Tentang Persahabatan (2)
Left to right : Rizki - Ridwan - Dickky Jakarta - Bandung - Surabaya UI - UNPAD - UNAIR Bank Indonesia |
And you know what? Sekarang kami sedang menunggu kelahiran keponakan pertama kami dari Dickky (Yeaaay! So excited!). Insya Allah Agustus tahun ini lahirannya. Mohon doanya ya supaya dilancarkan segala proses persalinannya.
We will make other new reunions for sure in forthcoming days ahead.
Until that time, guys!
See? Rizki is getting more "Subur". Meanwhile Dickky and I remain "Kurus" Hahaha. |
2014 versus 2016 |
UPDATE: klik link di sini untuk melihat update cerita terbaru kami. Ada beberapa kabar bahagia di sana.
Tentang Kehidupan Setelah PCPM
Life is so short. Make it great and memorable! |
Saya baru update blog lagi hari ini. Sorry, been a bit busy for a little while. Anyway, saya merasa terhormat juga setelah sekian lama saya cek blog, log in, lalu melihat bagian statistik dan ternyata ada ratusan ribu orang yang mengunjungi posts saya tentang PCPM. Meskipun terbatas, tetapi semoga posts tersebut bisa membantu dan memberikan semangat bagi kalian, putra-putri terbaik bangsa, untuk mempertimbangkan bergabung bersama BI.
Berikut berbagai tulisan yang terkait dengan PCPM saya gabung di sini: PCPM BI
Mostly post yang paling banyak dikunjungi adalah post ïni : Perjalanan Menuju BI : PCPM 31 BI
Di samping itu, dengan adanya dinas ini, saat weekend kita juga bisa pulang dulu ke rumah, bertemu keluarga meskipun hanya satu atau dua hari saja. Hal tersebut dapat mengobati kerinduan kami yang jauh dari rumah. Saat kembali ke kantor kami jadi lebih semangat lagi untuk bekerja karena sudah bertemu keluarga. Hehe.
Really looking forward to meeting you as part of our big family someday.
Wish you all the best things in your life!
Best,
Ridwan
PS:
Should you have any question regarding all of my posts, feel free to reach me at ridwan.sobirin@gmail.com